Solar Cell
"Sudah banyak?" tanya Si Tengah. Si Kiri dan Si Kanan menggeleng pelan. "Sebentar lagi," kata Si Kiri. Rambut ketiganya tertiup angin pagi yang pelan. Sinar matahari dari arah belakang membuat mereka gembira.
Tingngngng...! Suara alarm terdengar dari tubuh Si Tengah.
"Sudah," kata Si Tengah, lalu berdiri. "Sebentar lagi," Si Kiri memegang tangan Si Tengah, mencegahnya pergi. "Tunggu kami," kata Si Kiri pelan.
Tingngngng...!
Tingngngng...!
Alarm Si Kiri dan Si Kanan berbunyi hampir bersamaan. "Ayo," kata Si Tengah. Tangan besinya meraih kedua temannya. Kulit buatan yang membungkus tubuhnya memerah. "Cepat! Jangan sampai aku melepuh!" kata Si Tengah. Ketiga tubuh besi itu berlari mencari tempat teduh. "Seharusnya Profesor Sukumot menempatkan solar cell di rambut kita saja, bukan di kulit," sungut Si Kiri. "Mari kita minta ia melakukannya," kata Si Tengah. "Yah...kita tunggu ia sembuh dari stroke," jawab Si Kanan.
Prompt #62
Gambar dari http://m.weheartit.com/entry/116724962
11 komentar
robot yang cantik :D
BalasHapusidenya menarik...
BalasHapusHihiii, aku ngebayangin kayak adegan film, seru ini kalo dipanjangin ceritanya ^^
BalasHapusHm.. kalau mendung pada lemes doong.. :)
BalasHapusrobooot!
BalasHapuskalem aja gak usah kesusu, entar lowbat! hehe
BalasHapusmas Jampang & mb Linda: yak tul. robot.
BalasHapusmas Riga: makasih mas
mb Helda: hihi...semoga bs dikembangkn ya mb.
mb Mechta: bisa nyimpen kok mb.
mas Eksak: semoga ga ada krisis sinar matahari y mas.
Perhatikan lagi cara penulisan dialog ya :)
BalasHapusIdenya udah bagus.
Keep writing!
makasih mbak Carra
BalasHapusBagus idenya :D
BalasHapusmakasih mbak Bee
BalasHapus