Tak ada ketukan di pintu ataupun panggilan di ponsel yang dihiraukannya. Nina sibuk dengan air matanya.
"Ma..." panggil Hari, suaminya, dari depan pintu rumah yang terkunci. Sudah setengah jam Hari begini. Sudah setengah jam pula Nina membeku di dalam sana.
Sebuah pesan masuk ke ponsel Nina, "Ma, nyalakan internetnya. Aku mau pulang."
"Tidak! Berikan saja semua passwordmu. Password email, facebook, twitter, semuanya! Biar aku yang hapus!" balas Nina.
Hari tertegun.
"Aku tak sudi kauberi nafkah dari jalan yang haram!" tulis Nina lagi.
"Baik, Ma. Password emailku: 'mamacantiksekalihariini'. Facebook:..." Hari memberikan semua password akun-akunnya di dunia maya.
Nina menyalakan wi-fi. Matanya nanar menatap layar komputer di hadapannya.
"Pergilah ke tempat sampah, kau, blog dewasa busuk!"
MFF Prompt #86: Tersesat Di Dunia Maya
Oh, tidak! Dia kini berdiri dua langkah di depanku. Padahal beberapa menit yang lalu aku yang berada di depannya.
Dia melangkah lagi. Kini lebih jauh. Oh, tidak! Aku yang mulai duluan tapi kenapa sekarang keadaannya berbalik?
"Maaf, Jan," katanya sambil tertawa meledek.
Aku hanya bisa tersenyum kecut.
"Permainan belum berakhir, San!" seruku.
Sandy terkekeh. Suaranya terdengar menyebalkan sekali.
Giliranku sekarang! Hup! Aku melompat-lompat. Tapi...
"Aaah...!!!" aku menjerit.
Aku menginjak seekor ular besar kuning! Lidahnya yang terjulur seperti meledekku. Gara-gara dia aku mundur sepuluh langkah! Sandy tergelak puas.
"Maaf, Jan. Dua langkah lagi aku sampai 'finish'. Dadunya, tolong."
"Aaah...!!!" aku menjerit.
Aku menginjak seekor ular besar kuning! Lidahnya yang terjulur seperti meledekku. Gara-gara dia aku mundur sepuluh langkah! Sandy tergelak puas.
"Maaf, Jan. Dua langkah lagi aku sampai 'finish'. Dadunya, tolong."