Super Woman

by - Juni 12, 2014

"Tolong ya, sayang. Aku harus membawanya sore nanti. Aku tahu kau bisa menemukannya".  Frank mengecup kening  Marisol,  istrinya. "Tapi, Frank, aku masih harus mengantar anak-anak ke sekolah. Aku tak kan bisa". Marisol menggelengkan kepalanya. Frank menggenggam tangan Marisol. "Kamu bisa, sayang. You're my super woman", ucap Frank lembut. Marisol menghela napas berat. "Oke, Frank. Akan kucarikan buku itu untukmu". Frank mengecup kening istrinya lagi. "Terima kasih". Lalu ia pergi dengan terburu-buru ke kantor. Seperti biasa, Frank mengecup pipi keempat anaknya dengan secepat kilat, mengucapkan "I love you" kepada mereka lalu pergi. Anak-anak itu tak terlalu mengacuhkan ayah mereka. Bagi mereka, Frank cuma mampir sarapan saja di rumah.

Marisol membuka pintu ruang perpustakaan. Bau kertas tua berebut keluar. Rak-rak tinggi berdiri angkuh di sana. Ruang itu tak terlalu luas, namun sangat padat. Klik! Marisol menyalakan lampu. Sebuah sofa berwarna hijau menunggu di sana.

Sumber flavorwire.com

"Baiklah", ucap Marisol pelan. "Akan kutemukan buku itu untukmu, Frank". Tubuhnya terasa begitu penat. Seperti biasa, malamnya berakhir terlalu cepat. Selalu ada pekerjaan menanti dituntaskan. Jam mengurus keempat anaknya baru berakhir ketika mereka tertidur. Usai itu Frank datang menumpahkan semua rasa lelahnya kepadanya. Pagi ini pun setelah mengantar ketiga anaknya ke sekolah, Marisol menghabiskan seluruh pekerjaan rumah tangganya sambil menjaga si bayi yang masih menyusu. Satu jam sebelum jadwal menjemput anak-anaknya datang, ia baru mulai menyisir perpustakaan.

Bukan pekerjaan mudah bagi Marisol untuk menelusuri rak demi rak. Ia pun naik-turun tangga mencari. Lututnya yang menua makin berderit. Makin lama makin gemetar. Napasnya terengah-engah.

"Ini dia, ini dia, Frank. Untukmu. Dari sang super woman". Marisol mendekap buku tua itu di dadanya. Ia pun jatuh kelelahan di sofa. Matanya terpejam. Bibirnya tersenyum.

Alarm di ponsel Marisol berdering mengingatkan. Waktunya menjemput anak-anak dan mengantar buku tua pesanan Frank ke kantornya. Marisol bangkit dan bergegas. "Aku memang super woman", gumamnya. "Frank pasti bangga kepadaku".

#

Nun jauh di sana, Frank sedang bercengkerama dengan seorang perempuan muda di kafe. "Istriku? Ah, dia hanya perempuan biasa. Empat anak membuatnya terlihat membosankan". Perempuan muda itu tertawa bersama Frank.

-Selesai-

Monday Flash Fiction Prompt #52

You May Also Like

2 komentar