Solar Cell

by - September 15, 2014

"Sudah banyak?", tanya Si Tengah. Si Kiri dan Si Kanan menggeleng pelan. "Sebentar lagi", kata Si Kiri. Rambut ketiganya tertiup angin pagi yang pelan. Sinar matahari dari arah belakang membuat  mereka gembira.

Tingngngng...! Suara alarm terdengar dari tubuh Si Tengah.
"Sudah", kata Si Tengah, lalu berdiri. "Sebentar lagi", Si Kiri memegang tangan Si Tengah, mencegahnya pergi. "Tunggu kami", kata Si Kiri pelan.

Tingngngng...!
Tingngngng...!
Alarm Si Kiri dan Si Kanan berbunyi hampir bersamaan. "Ayo", kata Si Tengah. Tangan besinya meraih kedua temannya. Kulit buatan yang membungkus tubuhnya memerah. "Cepat! Jangan sampai aku melepuh!", kata Si Tengah. Ketiga tubuh besi itu berlari mencari tempat teduh. "Seharusnya Profesor Sukumot menempatkan solar cell di rambut kita saja, bukan di kulit", sungut Si Kiri. "Mari kita minta ia melakukan itu", kata Si Tengah. "Yah...kita tunggu ia sembuh dari stroke", jawab Si Kanan.

-Selesai-

Prompt #62

Gambar dari sini

You May Also Like

11 komentar

  1. robot yang cantik :D

    BalasHapus
  2. Hihiii, aku ngebayangin kayak adegan film, seru ini kalo dipanjangin ceritanya ^^

    BalasHapus
  3. Hm.. kalau mendung pada lemes doong.. :)

    BalasHapus
  4. kalem aja gak usah kesusu, entar lowbat! hehe

    BalasHapus
  5. mas Jampang & mb Linda: yak tul. robot.

    mas Riga: makasih mas

    mb Helda: hihi...semoga bs dikembangkn ya mb.

    mb Mechta: bisa nyimpen kok mb.

    mas Eksak: semoga ga ada krisis sinar matahari y mas.

    BalasHapus
  6. Perhatikan lagi cara penulisan dialog ya :)
    Idenya udah bagus.

    Keep writing!

    BalasHapus