#FFRabu - Menutupi Malu
"Aw! Terlalu kencang, Pak."
"Oh, maaf," Pak Wardi mengendorkan ikatan stagen. "Segini?"
"Kurang, Pak."
"Coba kecilkan perutnya dulu. Biar nanti pas," saran Pak Wardi. "Ya, betul begitu, Mas Indra. Saya kunci stagennya, ya."
"Ya, Pak."
"Nah. Sudah." "Atasannya, Pak?"
"Nggak pakai, Mas. Kan ini gaya Jogja basahan. Nggak pakai baju."
"Waduh ... malu dong, Pak."
"Lha gimana, permintaan calon ibu mertua Mas begitu."
"Iya, sih, Pak." "Lha daripada Mbak Saras yang malu? Sudah berapa bulan to, Mas?"
"Nggak tahu, Pak. Terakhir saya sama Saras ngelakuinnya sebelum Ujian Nasional."
"Oh, maaf," Pak Wardi mengendorkan ikatan stagen. "Segini?"
"Kurang, Pak."
"Coba kecilkan perutnya dulu. Biar nanti pas," saran Pak Wardi. "Ya, betul begitu, Mas Indra. Saya kunci stagennya, ya."
"Ya, Pak."
"Nah. Sudah." "Atasannya, Pak?"
"Nggak pakai, Mas. Kan ini gaya Jogja basahan. Nggak pakai baju."
"Waduh ... malu dong, Pak."
"Lha gimana, permintaan calon ibu mertua Mas begitu."
"Iya, sih, Pak." "Lha daripada Mbak Saras yang malu? Sudah berapa bulan to, Mas?"
"Nggak tahu, Pak. Terakhir saya sama Saras ngelakuinnya sebelum Ujian Nasional."
Menjawab tantangan #FFRabu: Hamil
8 komentar
Waduh..... nikah muda ya
BalasHapusMBA
dan itu 50% fiksi
maksudnya apa mbak?
Betul mas. MBA.
Hapus50% maksudnya kejadian seperti itu ada betulan tapi di cerita ini saya campuri fiksi. Jadi fakta:fiksi = 50:50 gitu.
oh begitu ya mbak
Hapuskirain apa
hahaha...kasihan banget ini mah!
BalasHapusIya sih mbak. Tapi ya salahnya sendiri.
Hapuswaduh, menikah gara2 MBA. Kasihan...
BalasHapusBetul, mak. MBA.
Hapuswalah hamil rupanya -__-
BalasHapussemoga dijauhkan